Puisi " Rintihan Kabut Singgalang "
Ku pergi karenamuKu hanya pinta keselamatanmu
Letih, terasa ringan dengan dirimu
Namun, aku hanya malu
Hingga ku harus merintih kesakitan
Kau telah tampak bagai muka serigala
Teganya kau tusuk hatiku
Yang kini tengah rapuh berkeping-keping
Aku tahu aku taklah sempurna
Tapi, itulah yang kau berikan di mataku
Kejam !
ataukah Aku yang kejam
Dahulu mencintaimu berarti bagiku
Namun, ku tak ingin memilikimu
Tuk saat ini
Dan ku tak ingin kau dimiliki oleh siapa pun
Kabut gelap terpa ruang hutan belantara
Ku hanya diam dan munafik
Membohongi diriku sendiri
Tetap tersenyum meski perih
Pedih !
Ku ingin segera tinggalkan Singgalang
Tak menoleh padamu lagi
Biarlah kau bersamanya
Terus-Teruslah lukai
Sayat, cabik, dan tusuklah dadaku ini
Kau pernah katakan kau ...
Ingatkah ?
Pendusta !
Tetes mata ini berlinang pada basahnya tanah
Karena tingkahmu berubah
Kau hiraukan aku tuk sekian kali
Dulu, kau seorang yang ku kagumi
Namun, waktu terus bergulir
Dan kau berubah
Mungkin ku pantas dapatkannya
Minggu, 17 Juni 2012
On Top Singgalang Mount