Breaking News
Membaca adalah Pelita Ilmu Pengetahuan
Kamis, 16 Januari 2014

The Great Success : Butuh Intervensi Allah

"Sooner or later you will need the help of Allah SWT to succeed in your Business, social and family life. Why do not ask Him now in the best way that pleased Him?" ( Nio Gwan Cung) 

http://khairuljawad.blogspot.com/2014/01/the-great-success-butuh-intervensi-allah.html

 
Mari kita mulai dengan 2(dua) buah cerita: pertama, cerita yang terkait dengan strategi seorang tukang ojek mendapatkan penumpang; kedua, cerita mengenai tiga orang ibu yang kebingungan untuk memilih jilbab/kerudung yang akan dibelinya. Meskipun ceritanya berbeda, namun keduanya mengandung inti pesan yang sama.  

Cerita pertama, diawali oleh kepulangan Abdurrahman, seorang karyawan sebuah bank syariah di bilangan Sudirman, Jakarta untuk sampai di rumahnya di Bekasi Timur, Abdurrahman biasa naik Metro Mini hingga Komdak, dan dari Komdak naik Patas AC menuju Bekasi Timur. Tetapi, ketika lelaki itu sudah sampai di suatu kawasan di Bekasi Timur dan turun  dari Patas AC tersebut, ternyata ia masih harus naik ojek lagi ke rumahnya.

Seperti biasa, di pangkalan ojek, Abdurrahman melihat para tukang ojek berderet menanti penumpang. 
Dengan gaya marketing-nya, masing-masing memberi tanda tertentu kepada Abdurrahman agar menaiki ojeknya. Ada yang mengangkat-ngangkat helm, melambai-lambaikan tangan, memanggil-manggilnya, ada juga yang memaju mundurkan motornya. Maklum, di pangkalan tersebut belum ada pengaturan giliran atau sistim antri. Setiap tukang ojek cenderung bersaing bebas satu sama lain.

Melihat kesungguhan mereka dalam mendapatkan penumpang, Abdurrahman merasa terharu, sekaligus 
kebingungan, ojek yang mana yang akan ia pilih. Apalagi, para tukang ojek itu terlihat ramah-ramah. Namun tiba-tiba, telepon genggam Abdurrahman berbunyi, istrinya mengabarkan bahwa anaknya yang bungsu sakit dan harus segera dibawa ke dokter sambil memasukkan  telepon genggam ke kantong celananya, ia pun bergegas mengikuti langkah lakinya menuju sebuah ojek yang berada di tengah bukan yang berada di barisan paling depan atau paling belakang. Sebut saja ojek yang berada di tengah itu milik Abdurrazaq.

Pertanyaannya, siapa yang menggerakkan hati dan kaki Abdurrahman untuk memilih ojek milik Abdurrazaq? Jawabnya, tanpa disadari oleh Abdurrahman sendiri, Allah lah yang ":menggerakkan". Sore itu Abdurrahman adalah washillah (perantara) rezekinya Abdurrazaq. Begitulah jika Allah berkehendak.

Cerita kedua, mengenai 3(tiga) orang ibu-sebut saja Neneng, Ira, dan Reni - yang berada di Pasar tanah 
Abang untuk membeli sejumlah kerudung/jilbab. Setelah tidak kurang dari 2(dua) jam memilih kerudung di sejumlah toko yang dikunjunginya, mereka kebingungan, kerudung mana yang akan dibeli. Sebab, ternyata, toko-toko itu menjual kerudung yang jenisnya sama dan harganya pun tidak jauh berbeda. Semuanya menawarkan discount, bahkan jika membeli dalam jumlah banyak bisa kredit plus diantar ke rumah.

Setelah para ibu yang tampak "heboh" itu berunding dan membandingkan harga kerudung di beberapa toko yang mereka datangi-sebut saja toko milik" Abdul Mughni, Dadang, Joko, Sanusi, dan Yusrizal -  akhirnya ketiga ibu itu sepakat untuk membeli kerudung dari toko Abdul Mughni.

Pertanyaanya, siapa yang "menggerakkan" hati mereka untuk memilih toko Abdul Mughni? Kenapa mereka tidak membeli kerudung yang toko yang lain. Jawabannya, jelas Allah SWT Sang Pembagi Rezeki. Subhannallah. 

Orang bisa berdalih, jika dia meninggalakan toko untuk sahalat Zhuhur dan sedikit  berdo'a dengan asma'ul husna, misalnya, dirinya akan kehilangan pembeli selama beberapa menit. Anggapan ini sekilas tampak benar, tetapi jika ditanyakan siapa yang berkuasa membuka kunci rezeki? Jawabannya pasti Allah. Siapa pula yang menggerakkan hati pembeli untuk mengatakan, "Ok, I decided to buy from this store?"  (saya memutuskan untuk membeli dari toko ini). Jawabannya adalah Allah Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki). 

Jika demikian, mengapa kita tidak memohon kepada Sang Pemilik Kunci (Al-Fattah) untuk membukakan pintu rezeki seluas-luasnya. Hal ini karena campur tangan Allah senantiasa berperan dalam setiap aktifitas kita, termasuk dalam proses berbisnis dan berusaha.

Dan cerita di atas menggambarkan bahwa Allah Maha Berkehendak (Al-Qadir) atas segala sesuatu. Kehendak-Nya, ditunjukkan dengan cara-cara yang sering kali tidak disadari oleh manusia. Mari kita renungkan pula contoh-contoh kasus di bawah ini:

· Bukankah setiap hari ribuan sales asuransi menawarkan berbagai produk asuransi dari ratusan asuransi, tapi hanya satu atau dua yang kita pilih?

· Bukankah setiap hari tender dilakukan dengan belasan atau puluhan peserta, tetapi hanya satu yang menjadi pemenang?

· Bukankah berpuluh ribu calon mahasiswa yang mengikuti ujian beasiswa ke luar negeri, tetapi hanya beberapa orang saja yang dapat kesempatan ?

· Begitulah jika Allah berkehendak.

Memaknai Allah yang Maha Berkehendak tidak boleh disikapi dengan bermalas-malasan,  atau menggantungkan begitu saja nasib kita pada-Nya tanpa berikhtiar. Justru, kita harus sungguh-sungguh berusaha dan berdo'a agar kesungguhan ini, "menggerakkan" kehendak Allah untuk mewujudkan harapn kita.

Dalam hal tertentu Allah "membutuhkan" alasan untuk menunjukkan kehendak-Nya pada setiap hamba. Kesungguhan berikhtiar yang disertai memohon kepada-Nya dapat menjadi "alasan" bagi Allah untuk  mengabulkan keinginan kita (melalui kehendak-Nya itu). Jika kesunggukan ikhtiar dan berdo'a itu belum atau belum membuahkan hasil yang diharapakan (sesuai kehendak-Nya), Allah pasti memiliki "alasan" tersendiri. 

Yakinlah yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Tetapi yang baik menurut Allah, sudah pasti baikk bagi kita meskipun kita sendiri belum /tidak menyadarinya. Karenanya, sikap sikap terbaik setelah sunguh-sungguh berikhtiar dan berdo'a adalah bertawakal kepada-Nya. 

Tugas kita sebagai orang yang beriman adalah berusaha (dan berdo'a)  ternyata masih  belum cukup tanpa disertai perangkat untuk mengefektifkan suatu upaya. Itulah sebabnya, dalam meraih keberhasilan di bidang karir, usah dan bisnis termasuk membangun keluar sakinah (tentram), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (kasih sayang), misalnya, diperlukan minimal 4 (empat) hal yaitu:

1). Menetapkan strategi
2). Membekali diri dengan suatu keterampilan teknis atau kompetensi 
3). menuangkan startegi dan kompetensi tersebut dalam aksi nyata
4) Adanya evaluasi dari waktu ke waktu demi kebaikan dan pengembangan.

Nah, dengan mengoptimalkan kesungguhan upaya melalui keempat hal diatas, serta diiringi dengan kualitas dan kuantitas permohonan kepada-Nya (do'a), diharapakan intervensi Allah semakin besar dalam menentukan keberhasilan upaya atau terkabulnya do'a kita.

Do'a seperti apakah yang mengundang intervensi Allah dalam mewujudkan suatu keinginan, harapan, atau cita-cita?

Dalam berdo'a,  asma'ul husna adalah tools (sarana) yang paling mudah, praktis dan lengkap untuk mengundang intervensi Allah. Karena berbeda dengan do'a-do'a lainnya, penyebutan Asma'ul Husna memiliki kelebihan dalam mengundang "keterlibatan Allah" antara lain:

· Asma'ul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan luhur seperti Ar-Rahman (Maha Penyayang) Ar-Rahim (Maha Pengasih). allah menyuruh kita untuk bermunajat kepada-Nya menggunakan nama-nama-Nya yang indah dan luhur.

· Asmaul Husna adalah cerminan dari sifat-sifat Allah yang terpuji seperti As-Syakur ( Maha Berterima Kasih) As-Shabur ( Maha Sabar) dan At-Tawwab ( Maha Penerima taubat). Dengan mngehayati asma'ul husna, kita diminta untuk belajar berakhlak mulia dan berperilaku luhur.

· Asmau' Husna mengandung nama dan sifat-sifat Allah yang memberikan perlindungan seperti Al-Qawwiyy (Maha Kuat), Al-Matin (Maha Kokoh) Al - Jabbar (Maha Perkasa). Sehingga siapa pun yang ditolongnya pasti akan merasa tentram terlindungi . 

· Asma'ul Husna juga memungkinkan semua hamba untuk mengadukan dan menyampaikan keluh kesah kepada Tuhannya karena Dialah As-Sami' (Maha Mendengar), Al-Bashir (Maha Melihat ) dan Al - Lathif ( Maha Lembut).

· Asmaul Husna juga mencakup sifat-sifat Allah yang harus diteladani manusia meskipun  dalam dimesni yang berbeda Allah bersifat Al-'Alim (Maha Mengetahui )  yang mengisyaratkan agar hamba-Nya terus menimba ilmu, menggali informasi, membaca, dan rajin ke seminar serta terus meningkatkan kompetensi. Allah bersifat
Al'Wasi' (Maha Luas)  yang memberikan dorongan kepada hamba-Nya untuk berpandangan luas, berlapang dada dan tidak cepat menyerah karena kesempatan dari Allah senantiasa terbentang luas.

Begitulah Allah menunjukkan "kebesaran" dan "kedudukan"-Nya melalui sifat-sifat-Nya itu. Tidak disangsikan lagi, dorongan, kekuatan, adanya tempat mengadu, jaminan, dukungan, dan karakter-karakter Allah yang mulia sangat diperlukan sebagai landasan sikap dan mental bagi suksesnya perjuangan kita, baik secara individu, organisasi, maupun masyarakat dan bangsaa. Dengan demikian, berlandaskan asma'ul husna ini, minimal ada 5(lima) hal yang dapat kita lakukan :

1). Mengenal Allah lebih dekat lagi melalui nama dan sifat-sifat-Nya,
2). Memohon segala kebutuhan kita,
3). Mengadukan semua kesedihan dan keluh kesah kehidupan,
4). Meminta Perlindungan dari segal kekhawatiran dari bahaya,
5). Belajar untuk berakhlak mulia dan meneladani-Nya serta berkarakter terpuji,

Share this post :
Comments
0 Comments

0 Komentar:

Posting Komentar

Leave A Reply

Copyright © 2012 Seputar Pendidikan Kita.com All Right Reserved
Designed by CBTblogger
http://www.freesearchenginesubmission.infocliquez pour infos