Breaking News
Membaca adalah Pelita Ilmu Pengetahuan
Minggu, 27 Oktober 2013

Puisi "Pengamen Jalanan"

Saat geliat fajar berkeringat
Terlihat beku dalam ingat
Hanya angin sendu nafasku
Teringat bayang lelah wajahmu
Kumainkan lagi musik tua
Kunyayikan lagi lagu lama
Kudongengkan  lagi cerita suka
Tatkala dihibur duka
Debu tampak ikut serta
Demi sereceh iba jua
Biarpun seorang pengamen
Simpan senyum dalam kaleng-kaleng
            Jreng, jreng, jreng
            Pinta hatiku, minta tawamu
            Kresek, kresek, kresek
            Minta uangmu, pinta matiku
Mereka ingin dimengerti
Berjerih salah, diampun salah
Tak tau apa harus dikata
Meski digelandang tunggang langgang
            Terima galak tawa rerumputan
            Dilambai hempasan dedaunan
Salahkah aku begini ?
Ku hanya ingin mereka tahu, inilah aku
Berpijak pada tumpuan kaki sendiri
Bersandar pada tulang punggungku kini
“Aku lebih mulia !, tapi terhina”
Direndahkan  tanpa ampun
            Sorot wajah hanya membelalak
            Pada koran usang, cabik terkoyak
            Melihat wajah setan-setan berdasi
Makan uang rakyat tanpa basa-basi
Aku tahu , aku mungkin sampah bagimu
Aku tahu, engkau para tuan-tuan       
Bertitel S, sedang aku ini apalah ?
 Tak punya embel-embel apapun
Aku rasa Aku mulia
Dari engkau yang  memakan bangkai
Sedang aku hanya meneguk keringat
Tak apalah
           
Meski kami golongan pinggiran
Tak sekolah sekali pun
Tapi, kami abadi
Tanpa korup, dengan darah seni
Mungkin aku tidaklah kuat
Tapi aku bukan orang yang lemah
Yang sembunyi di balik raga yang tidak dikenal

Inilah aku dan ini hidupku
Comments
0 Comments

0 Komentar:

Posting Komentar

Leave A Reply

Copyright © 2012 Seputar Pendidikan Kita.com All Right Reserved
Designed by CBTblogger
http://www.freesearchenginesubmission.infocliquez pour infos