Breaking News
Membaca adalah Pelita Ilmu Pengetahuan
Sabtu, 26 Oktober 2013

Laporan Study Tour INS Kayutanam – Sawahlunto Sabtu, 7 April 2012


Sejarah Singkat Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto terletak kira-kira 95 km dari kota Padang ibukota provinsi Sumatera Barat, 80 km dari kota wisata Bukittinggi dan 42 km dari kota budaya Batusangkar. Kota Sawahlunto berada di dataran tinggi pada bagian tengah bukit barisan. Nama kota Sawahlunto sendiri diambil dari penemuan batu bara pertama kali oleh William Hendrik de Greve di areal persawahan masyarakat yang dialiri oleh batang (sungai) Lunto, maka lahirlah kata “ Sawahlunto”.  


2.      Lobang Tambang Mbah Soero & Info Box Gallery
a.      Lobang Mbah Soero
Merupakan lobang tambang pertama di lembah soegar yang di buka pada tahun 1898 oleh Orang Rantai. Lobang tambang soegar ini oleh masyarakat disebut juga Lobang Mbah Soero karena dulunya disini bertugas seorang mandor yang bernama Soero. Mandor Soero adalah seorang pekerja keras, tegas, dan taat bergagama serta disegani oleh para buruh dan orang sekitarnya. Mengingat tingginya nilai sejarah lobang tambang ini, maka pada tahun 2007 lobang tambang ini dibuka sebagai objek wisata lobang tambang Mbah Soero. Dilengkapai berbagai sarana dan prasarana demi keamanan dan kenyamanan pengunjung untuk berpetualang didalamnya. Lubang ini pernah ditutup pada tahun 1930 karena tingginya rembesan air. Menurut wawancara yang saya lakukan kepada petugas setempat yang kebetulan ternyata juga alumni INS Kayutanam  tahun ’94 jurusan biologi bernama Yospa Harnus :’Panjang lubang mencapai ratusan meter dengan 2 pintu angin.  Pada bagian depan lubang terdapat keterangan  +258  dpl. Adapun pekerja yang menggali lubang ini berasal dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Sumatera, Batavia, Kalimantan, dll. Mereka adalah para tahanan politik dan kriminal kolonial Belanda. Lubang ini juga berati sebagai tempat pembantaian.Lubang ini juga memiliki berbagai mkisteri mistik dimana kalau pengunjung memiliki niat yang buruk maka para jin yang ada di lubang ini akan menggangunya. Pernah terjadi kasus pengunjung dari Payakumbuh. Lubang ini mengarah ke Masjid Raya Nurul Iman yang dibuka hanya 9 m, ke kali saringan, dan yang lain tak boleh dibuka karena masih terdapat benda kuno”. Dan juga wawancara yang saya lakukan kepada seorang guide Loebang Tambang Mbah Soero dengan panggilan akrab Pak Win : “ Di lubang ini sering ada kesurupan bagi para pengunjung, dan saya sering dipanggil utuk mengeluarkannya. Pernah suatu ketika saya menemukan tulang pinggul manusia. Dan ketika malam sya bermimpi bahwa arwah yang memiliki tulang tersebut ingin dikuburkan secara islam. Maka saya kuburkan tulng tersebut”. tegasnya.

b.      Info Box Gallery
Dahulunya galeri info box ini merupakan gedung Pertemuan Buruh pada tahun 1947. Di gedung ini berbagai aktifitas buruh dan karyawan diselenggarakan, mulai dari pertemuan hingga hiburan seperti wayang kulit dan pemutaran film layar tancap terutama setelah masa gajian. Awalnya pada tempat berdirinya bangunan Gedung Buruh (GPB) ini adalah lokasi penumpukan batubara  hasil galian dari Lobang Tambang Mbah Soero. Pernah mengalami pergantian nama dari GPB menjadi GPK pada tahun 1965 dan menjadi perumahan karyawan pada tahun 1970-an hingga hunian masyarakat pada akhir tahun 2007. Sekarang pada area tersebut berdiri gedung info box (galeri tambang) yang merupakan sarana informasi pariwisata Kota Sawahlunto khususnya mengenai Loebang Tambang Mbah Soero. Salah satu isi dari Info Box Gallery tsb :
1.      Pada tahun 1882 merupakan produksi batu bara pertama kali.
2.      Gas-gas yang terdapat di dalam lubang tambang adalah O2, CO2, H2S, Ch4 ( metana), dll.
3.      Tambang batu bara pertama kali ditemukan oleh seorang geolog Belanda bernama William Hendrik de Greve.
4.      Belt Conveyor adalah transportasi batu bara dengan teknologi tinggi di masanya.
5.      Dll.

3.      Museum Gudang Ransoem
Dahulunya merupakan dapur umum yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1918 untuk mensuplai makanan bagi para pekerja tambang batu bara dan pasien rumah sakit. Sistem memasak berskala besar ini dalah pertama di Indonesia.dapur umum ini mengeksploitasi tenaga anak – anak serta proses pembagian makanan buruh tambang yang penuh dengan konflik perampasan  antara sesama kuli tambang maupun para pekerja di dapur. Selain Museum ini juga terdapat bangunan baru di sekitarnya seperti  Galeri Etnografi ( tempat menampilkan berbagai karkteristik gaya hidup, sosial budaya masyarakat Sawah Lunto tempo dulu), Galeri Malaka ( Sebagai bentuk kerja sama  Kota Sawahlunto dengan Negeri Malaka), dan IPTEK Centre. Setelah kemerdekaan bangunan ini mengalami berbagai peralihan fungsi antara lain : (1945-1950) sebagai tempat memasak makanan bagi tentara (TKRI),(1950-1960) sebagai tempat  penyelenggaraaan adminitrasi bagi kepentingan perusahaan batu bara Ombilin, (1960-1970) sebagai tempat pendidikan formal setingkat SMP ( SMP Ombilin), ( 1970-1980) sebagai tempat hunian karyawan Tambang Batu Bara Ombilin, (1980-2004) sebagai  tempat hunian karyawan Tambang Batu Bara Ombilin dan juga masyrakat Swahlunto, ( 2004-2005) bangunan ini direvitalisasi  dan pada tanggal 17 Desember 2005 diresmikan sebagai Museum Goedang Ransoem.
Diantara alat-alat masak yang digunakan antara lain : Lasuang (alat penumbuk dipakai tahun 1958), Cangkir, Keramik, Tabung Tuak (terdapat tulisan EVEN LUCASBOLTS HET LOOTSJE AMSTERDAM 1 LITRE), Kendi, Periuk (berukuran 60-62 cm dan ketebalan 1,2 cm serta diameter 1,24-1,32 m, dan replica tempat lauk pauk/sambal( dengan tinggi 89,5 cm, sisi 81 cm, dengan tanggal pembuatan pada 28 Nopember 2005).
4.      Museum Kereta Api Sawahlunto
Dahulunya adalah stasiun kereta api yang dibangun oleh Kolonial Belanda pada tahun 1918. Lokomotif uap adalah transportasi uap yang dipilih oleh Belanda untuk mengangkut batu bara dari Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven) sejak tahun 1894. Pembangunan rel kereta api ini juga melibatkan para orang rantai. Museum ini merupakan satu-satunya Museum Kereta Api yang terdapat di Sumatera Barat dan Museum Kedua di Indonesia dengan peralatan perkeretaapian yang telah berumur lebih 100 tahun. Pada  Desember 2003 ketika pengangkutan batubara dengan kereta api tidak lagi digunakan, maka stasiun ini tidak difungsikan dan tanggal 17 Desember 2005 bangunan ini diresmikan sebagai Museum Kereta Api. Kembalinya kereta uap E 10 60 “Mak Itam” diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009 yang menambah koleksi museum.

   
Comments
0 Comments

0 Komentar:

Posting Komentar

Leave A Reply

Copyright © 2012 Seputar Pendidikan Kita.com All Right Reserved
Designed by CBTblogger
http://www.freesearchenginesubmission.infocliquez pour infos