Makalah Bahasa Indonesia " Keajaiban Tsunami "
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberi limpahan karunia dan nikmatnya sehingga penulis telah dapat menyusun
makalah ini untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam, dan didorong oleh rasa
tanggung jawab penulis sebagai siswa SMA INS KAYUTANAM.
Bertolak kami dari berbagai studi yang telah
penulis lakukan, seperti melakukan studi pustaka dan masukan dari rekan – rekan.
Kini, kami menyuguhkan satu karya yaitu makalah yang berjudul Keajaiban
Tsunami yang kami susun dari tulisan sederhana dan berbagai pendekatan
agar mudah dipahami oleh pembaca.
Tak Ada Gading Yang Tak Retak. Demikanlah penulis
menyusun makalah ini. Tentunya memiliki banyak kekurangan dan tak lupa kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Kayutanam, 3 Februari 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
BAB I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II. ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 3
2.1 Memahami Tsunami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2 Keajaiban Tsunami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3 Tsunami – Tsunami Besar Dalam Sejarah . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.4 Tanda – Tanda Akhir Zaman . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB III. PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
iii
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penulis menulis makalah ini untuk mengetahui sebab akibat dari
adanya tsunami, mengetahui sejumlah peristiwa tsunami yang tercatat dalam
sejarah dunia, serta pandangan tsunami atau bencana dalam perspektif agama.
1.2 Tujuan
1. Sebagai upaya memenuhi tugas dan rasa tangggung jawab
sebagai pelajar
2. Untuk mengetahui sebab akibat timbulnya tsunami
3. Untuk menambah wawasan dalam mewaspadai bencana tsunami
BAB II
2.1 MEMAHAMI TSUNAMI
Gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, yang
terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun
1900, tercatat 9 pada skala Richter. Gempa tersebut beserta gelombang tsunami
yang terjadi setelahnya menyebabkan bencana yang menewaskan lebih dari 220.000
orang. Patahan seluas 1.000 kilometer persegi yang muncul akibat pergerakan
sejumlah lempengan di bawah permukaan bumi dan energi raksasa yang ditimbulkan
oleh bongkahan tanah raksasa yang berpindah tempat, berpadu dengan energi
raksasa yang terjadi di samudra untuk membentuk gelombang tsunami. Gelombang
tsunami itu menghantam negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Sri Lanka,
India, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Myanmar, Maladewa dan Seychelles, dan
bahkan pesisir pantai Afrika seperti Somalia, yang terletak sejauh kurang lebih
5.000 kilometer.
Istilah "tsunami," yang dalam bahasa Jepang berarti gelombang
pelabuhan, menjadi bagian dari bahasa dunia pasca tsunami raksasa Meiji pada
tanggal 15 Juni 1896 yang melanda Jepang dan menyebabkan 21.000 orang kehilangan
nyawa.
Untuk memahami tsunami, sangatlah penting untuk dapat
membedakannya dari pergerakan pasang-surut dan gelombang biasa yang diakibatkan
oleh angin. Angin yang bertiup di atas permukaan laut menimbulkan arus yang
terbatas pada lapisan bagian atas laut dengan memunculkan gelombang-gelombang
yang relatif kecil. Misalnya; para penyelam dengan tabung udara dapat dengan
mudah menyelam ke bawah dan mencapai lapisan air yang tenang. Gelombang laut
mungkin dapat mencapai setinggi 30 meter atau lebih saat terjadi badai dahsyat,
tapi hal ini tidak menyebabkan pergerakan air di kedalaman. Selain itu,
kecepatan gelombang laut biasa yang diakibatkan angin tidaklah lebih dari 20
km/jam. Sebaliknya, gelombang tsunami dapat bergerak pada kecepatan 750-800
km/jam. Gelombang pasang surut bergerak di permukaan bumi dua kali dalam rentang
waktu satu hari dan, seperti halnya tsunami, dapat menimbulkan arus yang
mencapai kedalaman hingga dasar samudra. Namun, berbeda dengan gelombang pasang
surut, penyebab gelombang tsunami bukanlah gaya tarik bumi dan bulan.
Tsunami merupakan gelombang laut berperiode panjang yang
terbentuk akibat adanya energi yang merambat ke lautan akibat gempa bumi,
letusan gunung berapi dan runtuhnya lapisan-lapisan kerak bumi yang diakibatkan
bencana alam tersebut di samudra atau di dasar laut, peristiwa yang melibatkan
pergerakan kerak bumi seperti pergeseran lempeng di dasar laut, atau dampak
tumbukan meteor. Ketika lantai dasar samudra berpindah tempat dengan kecepatan
tinggi, seluruh beban air laut di atasnya terkena dampaknya. Apa yang terjadi di
lantai dasar samudra dapat disaksikan pengaruhnya di permukaan air laut, dan
keseluruhan beban air laut tersebut, hingga kedalaman 5.000 - 6.000 meter,
bergerak bersama dalam bentuk gelombang. Satu rangkaian bukit dan lembah
gelombang itu dapat meliputi wilayah hingga seluas 10.000 kilometer persegi.
Menurut informasi yang diberikan oleh Dr. Walter C. Dudley,
profesor oseanografi dan salah satu pendiri Museum Tsunami Pasifik, tak menjadi
soal seberapa besar kekuatan gempa bumi, pergerakan lantai dasar samudra
merupakan syarat terjadinya tsunami. Dengan kata lain, semakin besar perpindahan
lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra, semakin besar jumlah air yang
digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan tsunami.
Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur
pantai yang diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk
atau semenanjung, landai atau curam, bagi dari pantai yang selalu berada di
dalam air mungkin saja memiliki struktur yang dapat menambah kedahsyatan
gelombang pembunuh.
Dalam pernyataannya lain, yang memperjelas bahwa tindakan
pencegahan yang dilakukan tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar sempurna,
Dudley mengatakan bahwa Amerika dan Jepang telah mendirikan perangkat pemantau
paling mutakhir di Samudra Pasifik, tapi seluruh perangkat ini memiliki tingkat
kesalahan lima puluh persen!
4
2.2 KEAJAIBAN TSUNAMI
TSUNAMI TIDAK BERDAMPAK DI LAUTAN LEPAS
Di laut lepas tsunami bukanlah berupa tembok air sebagaimana
yang dibayangkan kebanyakan orang, tetapi umumnya merupakan gelombang
berketinggian kurang dari 1 meter dengan panjang gelombang sekitar 1.000
kilometer. Di sini dapat dipahami bahwa permukaan gelombang memiliki kemiringan
sangat kecil (ketinggian 1 cm yang terbentang sejauh 1 km). Di wilayah samudra
dalam dan lepas, gelombang seperti ini terjadi tanpa dapat dirasakan, meskipun
bergerak pada kecepatan sebesar 500 hingga 800 km/jam. Hal ini dikarenakan
pengaruhnya tersamarkan oleh gelombang permukaan laut biasa. Agar lebih memahami
betapa tingginya kecepatan gelombang tsunami, dapat kami katakan bahwa gelombang
tersebut mampu menyamai kecepatan pesawat jet Boeing 747. Tsunami yang terjadi
di laut lepas tidak akan dirasakan sekalipun oleh kapal laut.
TSUNAMI MEMINDAHKAN 100.000 TON AIR KE DARATAN
Penelitian menunjukkan bahwa tsunami ternyata bukan terdiri
dari gelombang tunggal, melainkan terdiri atas rangkaian gelombang dengan satu
pusat di tengah, seperti sebuah batu yang dilemparkan ke dalam kolam renang.
Jarak antara dua gelombang yang berurutan dapat mencapai 500-650 kilometer. Ini
berarti tsunami dapat melintasi samudra dalam hitungan jam saja. Tsunami hanya
melepaskan energinya ketika mendekati wilayah pantai. Energi yang terbagi merata
pada segulungan air raksasa menjadi semakin memadat seiring dengan semakin
mengerutnya gulungan air tersebut, dan meningkatnya tinggi gelombang permukaan
secara cepat dapat diamati. Gelombang berketinggian kurang dari 60 cm di laut
lepas kehilangan kecepatannya saat mendekati perairan dangkal, dan jarak
antargelombangnya pun berkurang. Akan tetapi, gelombang yang saling bertumpang
tindih memunculkan tsunami dengan membentuk dinding air. Gelombang raksasa ini,
yang biasanya mencapai ketinggian 15 meter tapi jarang melebihi 30 meter,
melepaskan kekuatan dahsyat saat menerjang pantai dengan kecepatan tinggi,
sehingga menyebabkan kerusakan hebat dan menelan banyak korban jiwa.
Tsunami memindahkan lebih dari 100.000 ton air laut ke daratan
untuk setiap meter garis pantai, dengan daya rusak yang sulit dibayangkan.
(Gelombang tsunami terbesar yang pernah diketahui, yang melanda Jepang pada
bulan Juli 1993, naik hingga 30 meter di atas permukaan air laut.) Tanda awal
datangnya tsunami biasanya bukanlah berupa dinding air, akan tetapi surutnya air
laut secara mendadak.
5
2.3 TSUNAMI-TSUNAMI BESAR DALAM SEJARAH
Gelombang-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi
yang tercatat dalam sejarah adalah sebagai berikut
Gelombang raksasa paling tua yang pernah diketahui akibat gempa
di laut, yang diberi nama "tsunami" oleh orang Jepang dan "hungtao" oleh orang
Cina, adalah yang terjadi di Laut Tengah sebelah timur pada tanggal 21 Juli
365 M dan menewaskan ribuan orang di kota Iskandariyah, Mesir.
Ibukota Portugal hancur akibat gempa dahsyat Lisbon pada
tanggal 1 November 1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai
ketinggian 6 meter meluluhlantakkan pantai-pantai di Portugal, Spanyol dan
Maroko.
27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus
dan gelombang tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatra menewaskan
36.000 orang. Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama
bermalam-malam langit bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
15 Juni 1896: "Tsunami Sanriku" menghantam Jepang. Tsunami
raksasa berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul
dalam perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara
di California, Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan
sebagian kota Tumaco di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak
di antara Rioverde di Ekuador dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal
dunia.
1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap
di kepulauan Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii
dan menewaskan 159 orang.
22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000
orang di Cili dan 61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke
pantai samudra Pasifik dan mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
28 Maret 1964: Tsunami "Good Friday" di Alaska menghapuskan
tiga desa dari peta dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di
Oregon dan California.
16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di
Teluk Moro, Filipina.
17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua
New Guinea bagian utara menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan
mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan
gelombang laut raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan
lebih dari 156.000 orang.
6
2.4 TANDA-TANDA ZAMAN AKHIR
Bencana alam, yang tidak dapat dicegah menggunakan sarana
teknologi atau tindakan penanggulangan dini, menunjukkan betapa tak berdaya
manusia sesungguhnya.
Dari abad ke-20, yang ditengarai sebagai "abad bencana alam",
hingga kini, telah terjadi sejumlah bencana alam besar seperti gempa bumi,
letusan gunung berapi, angin tornado, badai, angin topan, angin puyuh, dan
banjir, disamping tsunami, dan semua ini telah menimpakan kerusakan parah dan
merenggut nyawa jutaan manusia. Ketika seseorang memikirkan fenomena luar biasa
ini, dapat dipahami bahwa hal ini memiliki kemiripan dengan fenomena alam yang
dinyatakan sebagai pertanda masa awal dari Zaman Akhir.
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah
suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika
nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Tahap pertama dari Zaman
Akhir adalah di kala manusia menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran agama,
ketika peperangan semakin meningkat, dan fenomena alam luar biasa terjadi.
Demikianlah, di dalam sejumlah hadits, kota-kota dan
bangsa-bangsa yang dilenyapkan dari lembaran sejarah dikabarkan sebagai
tanda-tanda Zaman Akhir. Dalam hadits-hadits yang mengupas masalah tersebut Nabi
kita menyatakan:
"Saat (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi
menjadi sering terjadi." (Bukhari)
"Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam
Mahdi]." (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi'alamat al-Mahdi
al-Muntazar, h. 27)
Ada dua peristiwa besar sebelum hari Kiamat ... dan kemudian
tahun-tahun gempa bumi. (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah (r.a.))
"Banyak peristiwa yang begitu menyedihkan akan terjadi di
masanya [Imam Mahdi]." (Imam Rabbani, Letters of Rabbani, 2/258)
Di tahap kedua Zaman Akhir, Allah akan membebaskan manusia dari
kebobrokan akhlak dan peperangan melalui Imam Mahdi. Di masa ini, yang dikenal
sebagai Zaman Keemasan, peperangan dan pertikaian akan berakhir, dunia akan
dipenuhi oleh kemakmuran, keberlimpahan dan keadilan, dan nilai-nilai ajaran
Islam akan melingkupi bumi dan diamalkan secara luas. Masa seperti ini tidak
pernah terjadi sebelumnya, dengan izin Allah, tetapi akan berlangsung sebelum
hari kiamat. Tahap ini sekarang tengah menunggu saatnya yang ditentukan oleh
Allah.
Segala sesuatu di bawah kendali Allah. Orang-orang beriman yang
memahami kebenaran ini dan yang memiliki keimanan tulus kepada Allah, berserah
diri kepada Tuhan kita dengan pemahaman bahwa mereka tengah mengikuti takdir
mereka. Allah telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna, hingga rinciannya
yang terkecil, sejak penciptaan bumi hingga Hari Kiamat. Segala sesuatu dicatat
dalam kitab "Lauh Mahfuz". Segala sesuatu telah terjadi dalam satu waktu dalam
pandangan Allah, Yang tidak terikat oleh ruang ataupun waktu, dan ruang serta
waktu dari setiap peristiwa telah ditetapkan.
Fakta ini dinyatakan dalam sebuah ayat: "Untuk tiap-tiap berita
(yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan
mengetahui." (Al Qur'an, surat Al An'aam, 6:67)
7
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, yang
terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun
1900, tercatat 9 pada skala Richter. Gempa tersebut beserta gelombang tsunami
yang terjadi setelahnya menyebabkan bencana yang menewaskan lebih dari 220.000
orang.
Istilah "tsunami," yang dalam bahasa Jepang berarti gelombang
pelabuhan, menjadi bagian dari bahasa dunia
pasca tsunami raksasa Meiji pada
tanggal 15 Juni 1896 yang melanda Jepang dan menyebabkan 21.000 orang kehilangan
nyawa.
Tsunami memiliki beberapa keajaiban diantaranya adalah tsunami
tidak memberi dampak di laut lepasdan juga ternyata tsunami yang karena sangat
kuatnya mampu memindahkan 100.000 ton air ke daratan. Subhanallah !
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah
suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika
nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Dari abad ke-20, yang
ditengarai sebagai "abad bencana alam", hingga kini, telah terjadi sejumlah
bencana alam besar seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin tornado,
badai, angin topan, angin puyuh, dan banjir, disamping tsunami, dan semua ini
telah menimpakan kerusakan parah dan merenggut nyawa jutaan manusia.
3.2 SARAN
Semoga dengan pemahaman yang kami buat dengan sederhana
ini, kita bisa mengerti hakikat sebab akibat akan adanya tsunami tersebut serta
kita dapat meyakini bahwasanya saat ini kita pada masa akhir zaman. Salah satu
tanda – tandanya adalah adanya gempa bumi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Semoga Bermanfaat gan ..
contoh makalah bahasa indonesia ,..
BalasHapusyang kesulitannn buatnya, moga ini bisa membantu